intermezo 7 Ramadhan 1436, hari ini aku kalah. entah kenapa makanan sedari malam keluar semua.. nggreges -_-. semoga masih diberi kesempatan untuk membayarnya lain waktu.oke saatnya nulis diary, tentang apa yg pernah dipelajari agar tak lupa lagi.
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم Bismillahirrahmanirrahim Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Seperti biasa malam itu ada sedikit sentilan.. Hi kamu, Tuhan ada dimana mana kan? lantas kenapa harus menghadap ke kiblat untuk sekedar menyembahnya? gimana kalau orang itu ternyata melenceng tidak mengarah ke kiblat? dosa kah?
Saya mengutip dari ceramah Dr. Zakir Naik yang memang sangat getol dalam meluruskan paham paham yang selama ini di buru oleh misionaris maupun para atheis.
“Ka’bah adalah kiblat, yaitu arah kaum muslimin menghadap dalam shalat mereka. Perlu dicatat bahwa walaupun kaum muslimin menghadap Ka’bah dalam salat, mereka tidak menyembah Ka’bah. Kaum muslimin hanya menyembah dan bersujud kepada Allah. Ketika mereka melakukan thawaf di Ka’bah atau mencium Hajar Aswad, itu semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Allah-lah yang memerintahkan mereka untuk menyembah-Nya dengan cara seperti itu. Disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 144: ‘Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. ‘
Perlu diketahui bahwa di dalam sejarah umat manusia dan para nabi, Ka’bah yang ada saat ini dan yang disaksikan oleh umat manusia seluruh dunia, tidak lain adalah satu tempat yang dulu dibangun oleh Bapak para nabi, Nabi Ibrahim membangun Ka’bah, karena memang diperintahkan oleh Allah. Lalu, Ka’bah dilestarikan oleh putranya Ismail a.s hingga ke zaman Nabi Muhammad SAW, Pada saat Nabi Ibrahim, Ka’bah merupakan suatu tempat yang suci, bersih dari kemusyrikan.
Kenapa harus Ka’bah yang dipilih? Karena Ka’bah memiliki nilai historis yang luar biasa, yakni nilai historis seorang Bapak para Nabi, Ibrahim a.s yang diakui kenabiannya, kerasulannya, keutamaannya, dan keistimewaanya, baik oleh umat Yahudi maupun umat Nasrani, terlebih oleh umat Islam itu sendiri. Jadi, kenapa Ka’bah yang dipilih. Itu tak lain, karena keta’ziman wa taqriman, yaitu sebagai penghormatan yang diberikan oleh Allah SWT, terhadap hasil kerja Nabi Ibrahim dengan kedua tangan sucinya, juga dari hasil kerja Nabi Ismail yang menjaga dan melestarikan Ka’bah. Dan Allah menginginkan agar Ka’bah tetap suci, dan tetap bersih dari kemusyrikan sampai hari kiamat nanti.
Mengutip dari website konsultasisyariah.com tentang kewajiban menghadap ke kabah,
Pertama, Continue reading →